7 JURUS NLP AGAR ANAK KETAGIHAN BELAJAR

Redaksi New Jurnalis
0



STATE BAWA ANAK ANDA PADA STATE YANG TEPAT

Peremeh ernahkah Anda mengalami kesulitan meminta anak untuk memulai belajar? Jangankan langsung mau mengambil buku, diminta mengambil buku, ada saja alasan yang dikatakannya. Biasanya Anda akan mendengar:Nak ayo belajar dulu!


Iya. Entar, ma,Cape nanti dulu ,masih cape, kepala aku pusing iya, iya (tanpa beranjak dari tempat semula) sebentar lagi.Saat mengalami hal ini, ada banyak orangtua dengan segala cara, meminta anak untuk belajar. Ada yang menggunakan cara baik-baik, seperti merayu, namun ada pula dengan mengeluarkan kalimat halus yang memaksa. Tidak jarang pula ada yang membentak 

dengan nada tinggi sambil marah-marah. Anak mungkin beranjak, meski mukanya cemberut; atau mengambil buku dan duduk dengan malas, meski sudah di meja belajarnya.


Ketika Anda sebagai orangtua menghadapi kondisi seperti di atas, apa yang seharusnya dilakukan? Dalam NLP awal untuk melakukan sesuatu adalah STATE.


Gerakan Perasaan Pikiran Hogy 2 STATE

Saat state anak Anda tidak pada kondisi yang tepat, maka dia akan sulit melakukan sesuatu, termasuk belajar. Mengapa? Karena dia masih mempertahankan state semula, seperti state saat nonton TV atau malas-malasan. Saat anak sedang berada pada state semula, dia akan kesulitan melakukan sesuatu yang lain. Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah ubab state anak atau di NLP dikenal dengan istilah break state.


Sebelum melakukan break state, Anda mungkin bertanyatanya apa itu state? Betul, kan? Bagi yang sudah pernah belajar NLP, tentu tidak asing dengan istilah state. Namun, bagi yang belum tahu dan ingin tahu berbagai teknik dan jurus-jurus NLP, Di sana, saya menulis berbagai tip dan kiat praktis NLP yang bisa digunakan sehari-hari.


Jurus NLP Agar Anak Ketagihan Belajar


State sederhana bisa dikatakan sebagai kondisi atau keadaan (fisik dan mental/emosi) dalam suatu kurun waktu tertentu. Jadi ada tiga keadaan dalam diri Anda saat kita bicara state, yaitu:


Tiga hal tersebut adalah komponen utama dalam state.

Kembali ke anak Anda. Saat asyik bermain game, dia ada pada state pikirannya di game sehingga pikirannya fokus bagaimana memenangkan atau mengatasi kegagalan dalam game yang sedang dihadapinya. Pada saat yang sama pula, emosinya terkait pada game tersebut sehingga dia bisa gembira karena berhasil melewati level tertentu atau kecewa karena selalu gagal. Manifestasi emosinya bisa bilang "Yes! Yes! Yes!" alias senang, atau sebaliknya, mengeluarkan semua umpatan-umpatannya. Tentu saja fisiologi atau segala hal mengenai fisiknya juga berubah. Saat seseorang larut dalam state tertentu, dia akan terpacu untuk melakukan aktivitas itu terus-menerus.


Sama halnya ketika anak Anda sedang larut dalam state malas-malasan sehingga sulit untuk diminta belajar. Kalau

dia beranjak ke meja belajar, biasanya karena terpaksa atau dipaksa oleh Anda, misal dengan kekerasan. Akibatnya anak akan kesulitan belajar dan masih terbengong-bengong di meja belajar karena state yang ada di kepalanya adalah state bermalas-malasan.


Oleh karena itu, sebelum mengubah aktivitas, misalnya dari malas-malasan ke aktivitas belajar, hal pertama kali yang Anda lakukan adalah break state malas-malasan. Lakukan berbagai cara untuk mengubah state anak tersebut. Anda harus mengubah statenya terlebih dulu, lalu meminta anak melakukan aktivitas belajar. Jangankan anak yang sedang malas-malasan atau asyik main game, lalu diminta belajar, Anda juga pasti akan malasmalasan jika ada seseorang yang meminta bantuan ketika Anda sedang beristirahat. Betul, kan?


Inilah berbagai state yang mungkin Anda alami. Apakah saat bangun pagi, Anda merasa penuh kegembiraan, merasa letih lesu, gelisah, bahkan ingin marah-marah? Tahukah Anda? State tidak muncul karena sesuatu di luar Anda. State muncul dari dalam diri Anda. Dengan menyadari hal ini, maka Andalah yang mengubah state, bukan sesuatu dari luar diri. Anda memiliki kekuatan untuk mengubah state. Setiap manusia bisa mengubah state yang dialaminya. Semakin Anda mempertimbangkan kondisi emosional, maka Anda semakin menyadari bagaimana emosi tersebut dapat menghambat atau justru meningkatkan level kehidupan Anda pada saat tertentu, State sangat mempengaruhi orang untuk melakukan hal-hal negatif, bahkan bertindak lebih buruk.


Anda tahu, bagi siswa-siswa di sekolah, kebosanan adalah salah satu faktor utama yang mencegah mereka dari belajar. Banyak orang yang mengalami kecemasan dalam situasi ter


tentu atau cemas, saat diminta melakukan bicara di depan te. man-temannya. Atau dada berdebar ketika diminta bernyanyi di depan umum. State juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan schitar Anda berada. Ketika Anda berada di lingkungan dengan orang-orang yang cemberut, pesimis, dan banyak mengeluh, bisa jadi situasi atau state Anda selalu pada state yang tidak nyaman. Anda bisa terpengaruh untuk berpikir pesimis dan suka mengeluh. Sebenarnya Anda adalah orang yang tangguh, namun karena berada pada lingkaran orang-orang pesimis, maka Anda pun bisa terpengaruh.


Sebaliknya, ketika berada di antara orang-orang yang selalu tersenyum, optimistik, dan gembira, tentu akan membuat Anda merasa lebih baik karena berada pada state gembira. Jika Anda tersenyum pada seseorang dan mereka tersenyum kembali, perasaan Anda akan terbawa. Jika Anda tidak terbiasa dengan hal itu, mulai sekarang perhatikan diri sendiri. Jika dari hari ke hari emosi semakin membaik, maka itulah state Anda


Kini Anda tahu kalau state bisa diubah. State merupakan sumber daya yang baik dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, sebelum melakukan sesuatu, termasuk meminta anak untuk belajar, ubah statenya terlebih dahulu. Dengan state yang tepat, kapabilitas seseorang bisa meningkat drastis. Demikian juga dengan anak Anda. Ketika statenya tepat, maka kemampuan belajarnya juga akan meningkat secara cepat.


Ada banyak cara untuk mengubah state. Saya akan menawarkan tiga jurus untuk mengubah state, yaitu:

Post a Comment

0Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*