Getaran Batin Manusia Seberapa Besarnya Batin Terhadap Sosial

Redaksi New Jurnalis
0



LIHM
- Saya akan membicarakan tentang Hati manusia sebagaimana trafo peralatan listrik yang mengubah bentuk energi listrik menjadi suatu bentuk energi listrik yang lainnya


Guru bisa membantu siswa untuk menciptakan suasana belajar yang bahagia, penuh cinta dan rasa syukur. Begitu pula dalam diri guru juga memancarkan kebahagiaan, kedamaian, rasa cinta dan suka cita dalam memberikan ilmunya.


Hal ini untuk menghilangkan sumbatan emosi negatif dalam diri manusia yang bisa mengakibatkan melemahnya hubungan emosional dan suasana yang tidak kondusif. Begitu pula dalam hubungan kerja antara kepala sekolah, guru dan karyawan. Masing-masing harus bisa menghindari potensi hadirnya Vibrasi Force (Negatif) yang bisa menghambat kinerja dan kreativitas yang ada di sekolah.


Perasaan manusia merupakan sesuatu yang tidak berwujud dan tidak bisa dideteksi dengan kasat mata. Tapi sebenarnya kalau kita memiliki kepekaan, kita bisa merasakan suasananya. Misalkan kalau memasuki sebuah kelas yang sedang memiliki konflik antar pribadinya, saya beberapa kali menanyakan langsung pada siswa apa benar yang sedang saya rasakan tersebut, apa kelas tersebut sedang ada masalah?


Dan beberapa kali terbukti hal itu benar, mungkin begitu juga dengan anda pasti pernah memiliki pengalaman yang sama. Kalau menghadapi kelas seperti itu biasanya saya selesaikan dahulu masalah tersebut dengan mengevaluasinya bersama di kelas. Agar di tataran emosi semuanya jadi lebih baik, baru pelajaran dimulai. Karena kalau pelajaran langsung dilanjut maka suasana belajar menjadi tidak optimal.


Pendidikan merupakan sebuah lembaga sumberdaya manusia yang sangat kompleks dibandingkan dengan perusahaan. Karena perusahaan tidak setiap hari melakukan “Transfer Knowledge” dan Hubungan interpersonal yang jauh lebih sederhana, karena di sana relasi yang dibangun adalah relasi profesional.


Sedangkan di dunia pendidikan tentu hubungan interpersonalnya jauh lebih komplek, seperti kepala sekolah dengan guru, kepala sekolah dengan siswa, guru dengan guru, guru dengan siswa, guru dengan orang tua. Belum lagi hubungan dengan yayasan/masyarakat.


Di samping itu karena faktor kedekatan, maka hubungannya lebih membawa perasaan (Baper). Sering sekali terjadi konflik tersembunyi yang perlu diwaspadai agar tidak menjadi gelombang energi Vibrasi Force yang dapat menggangu bahkan menghambat suksesnya esensi pendidikan di sekolah.


Oleh karena itu pihak sekolah juga harus memberikan perhatian terhadap masalah-masalah psikologis seluruh elemen yang ada di dalamnya. Agar setiap kendala bisa diatasi sejak dini. Sebenarnya secara idealnya sekolah memerlukan lembaga psikologis, mengingat sangat kompleksnya sumberdaya manusia yang ada dalam sekolah, serta beban kerja sekolah yang semakin berat dan rumit.


Tugas lembaga psikologis tersebut jauh lebih kompleks dari pada BK (Bimbingan Konseling) yang hanya fokus ke siswa. Fungsinya mengendalikan program-program yang berhubungan dengan masalah sumberdaya manusia dan psikologis siswa, orang tua siswa, guru, karyawan dan bahkan kepala sekolah. Karena masing-masing pihak memiliki tugas dan peran yang sangat melelahkan secara psikologis.


www.otak-kiri.or.id

Post a Comment

0Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*